Friday 1 January 2016

1 Januari 2016

Saya tulis ini tepat tanggal 1 januari 2016. Hari dimana hampir semua orang bahagia menyambut hari, semangat dan harapan yang (katanya) baru. Semua bahagia, termasuk saya. Ini hari yang special, tanggal yang istimewa di tiap tahunnya. Ya, pada tanggal 1 januari, 22 tahun lalu saya dilahirkan ke bumi.

Hari ini saya ingin bersyukur atas apa yang telah saya dapatkan, apa yang telah Dia berikan. Saya berterima kasih pada setiap apa yang saya temui selama 22 tahun ini. Disengaja atau pun tidak, aku, dia dan juga mereka memang harus saling bersilangan dalam perjalanan hidupnya.

Untuk kemarin, saya akan melihatmu sebagai pelajaran. Tentu dengan segala pertimbangan bahwa yang buruk tak akan saya ulangi dan yang baik akan tetap saya jaga. Untuk hari ini, saya bersyukur telah bisa bernapas dan hidup sampai saya bisa menulis tulisan yang mungkin tidak artinya bagi siapapun ini. Dan untuk hari esok dan seterusnya, lihat! Saya akan berubah lebih baik lagi. Berubah menjadi pribadi yang lebih mandiri, lebih sabar, lebih kuat dan lebih dari apa yang dipikirkan orang-orang. Saya akan membuat orang lain terkejut, bahkan diri saya sendiri pun.

Hmm.. sebenarnya masih banyak yang mau saya tulis di sini. Berhubung mata beratnya pake banget, jadi cukup deh.
Terima kasih untuk hari kemarin, saya hidup hari ini dan akan menjadi lebih baik di hari esok.
Selamat tahun baru 2016! Semoga ini menjadi tahun yang menyenangkan dan penuh pengalaman.

Monday 24 August 2015

Surat Kepada Teman

Kepada teman, aku sadar kita semakin dewasa. Akan ada masanya kita berjalan masing-masing tanpa ada aku dan kamu berjalan berdampingan. Kita sudah tahu bahwa salah satu tanda kita semakin dewasa adalah ketika kita kehilangan satu persatu teman kita.

Telah kita lewati suka dan duka bersama. Masih ku ingat ketika galaunya dirimu ditinggal kekasih, betapa senangnya dirimu ketika sesuatu yang kamu inginkan telah kamu dapatkan. Segala memori yang terekam, akan selalu ku ingat.

Kita hidup selalu bertemu dengan orang-orang baru. Entah menyenangkan atau tidak. Aku begitu, kamu pun begitu. Tapi percayalah, benih pertemanan yang kamu tanam tumbuh dengan baik di dalam hati. Hingga pohonnya sulit tumbang ketika akan digantikan dengan pohon yang baru.

Aku tidak pernah keberatan jika ternyata apa yang aku tanam tidak cukup kuat untuk menahan terpaan angin yang menumbangkan pohon yang ku tanam padamu. Atau mungkin kamu lebih menyukai pohon barumu.

Aku pun mengerti jika kamu sekarang memiliki daftar prioritas yang jelas bukan aku lagi yang ada di urutan teratas. Kamu punya hidup yang harus kamu hidupi, bukan melulu tentang aku.

Bukan, ini bukan surat perpisahan. Ini hanya tulisan dari seseorang yang rindu pada temannya. Aku sadar bahwa memang tidak semua orang harus tetap bersamaku. Sebagian lebih baik pergi. Maka aku biarkan pergi.